Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang menyenangkan, apalagi jika yang kita baca adalah buku inspiratif. Buku yang memberikan banyak pelajaran, inspirasi, motivasi dan menambah pengetahuan terutama dalam kehidupan. Buku yang dikemas dengan kalimat-kalimat yang mudah dicerna dan penyampaian yang santai. Buku inspiratif tidak sekedar menarik untuk dibaca, tapi juga menarik untuk diterapkan dalam sehari-hari. Yes, buku dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoh amat. Wait! Jangan negatif thinking dulu ya. Judul bukunya jangan langsung ditelan mentah-mentah, ini lebih ke hal bagaimana kita bersikap bodoh amat pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Nah, gimana? Bisa terbayang kah jika manusia itu perlu seni bersikap bodoh amat atau masih big question, nih? Oke, it's time to share for you. Yuk, simak sedikit review dari aku tentang buku inspiratif satu ini.
Buku dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoh Amat terjemahan dari The Subtle Art of Not Giving a F*ck buah karya Mark Manson, menjadi salah satu buku best seller The New York Times dan Washington Post. Buku yang disajikan dengan kalimat yang sederhana, lugas dan mudah dipahami. Buku yang menjelaskan sebuah seni bersikap bodoh amat yang juga dilengkapi dengan cerita-cerita real life. Sehingga para pembaca mudah ter-notice ketika membaca lembar demi lembar buku ini. Inti sari dari buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoh Amat adalah buku yang mengajarkan kita bersikap sehat secara mental dalam menghadapi kehidupan yang kadang tidak tentu. Kehidupan yang menyenangkan dan juga tidak menyenangkan, hal-hal yang sesuai ekspektasi dan jauh dari ekspektasi. Sesuatu yang membuat bahagia dan tidak.
Untuk menjaga diri tetap sehat secara mental dan bahagia dalam menjalani hidup. Maka kita butuh paham seni bersikap bodoh amat terhadap sesuatu yang mampu membuat diri kita down dan tidak bahagia. Seni bodoh amat pertama yang diajarkan dalam buku ini adalah seni bersikap bodoh amat terhadap rintangan-rintangan yang menghalangi sesuatu yang kita tuju atau inginkan. Ketika kita melalui sebuah proses, maka fokus saja pada tujuan, lalu ikhtiarkan, jalani dan nikmati. Yakin pada setiap proses. Agar apa yang kita tuju atau inginkan dapat kita capai (kebahagiaan). Seni bodoh amat yang kedua adalah bagaimana kita bersikap bodoh amat terhadap hal-hal yang sepele dan fokus pada hal-hal yang sudah menjadi prioritas kita. Agar kita tidak mudah teralihkan oleh hal-hal yang receh. Jadi fokus pada prioritas itu penting. Lalu, seni bodoh amat yang ketiga adalah mempertegas seni yang kedua, mampu memilih prioritas yang membuat kita bahagia. Dimana kita sudah dewasa dan menentukan masa depan, maka kita harus pandai dalam memilih prioritas dalam hidup. Sekalipun hal yang prioritas tersebut adalah hal yang sederhana, namun selama itu yang memberikan kebahagian untuk kita, maka itu lah yang dipilih.
Ini adalah buku self improvement yang mengajarkan kita jangan bersikap terlalu keras pada diri. Namun, lebih menjadi diri sendiri (self love), bersyukur dengan apa saja yang kita miliki dan jalani hidup dengan bahagia serta mental yang sehat. Dan, buku ini recommended dibaca oleh banyak orang, khususnya yang berada di fase pencarian jati diri maupun sedang di titik down. Karena selain menjadi buku inspiratif, buku ini juga merupakan salah satu buku self improvement terbaik yang mampu menyajikan salah satu problem solving dalam salah satu masalah kehidupan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa terapkan seni bersikap bodoh amat untuk hal-hal yang negatif ya.
#14daysblogspediachallenge
dah lama penasaran sm buku ini akhirnya nemu review di sini. Makasi Mba, hayuk fokus sm tujuan aja, hempaaas segala pengganggu yg ga penting ya hihi makasi
BalasHapusdah lama penasaran sama buku ini tapi blm kebeli eh nemu reviewnya di sini. Jadi diingetin kaan suruh fokus sm tujuan, bodo amat sm rintangan yg ga penting mah hempas ajalah yaaa
BalasHapusMakasi Mba Susiii
Waah, thank you banget mba sudah berkunjung di blog-ku 😀 be focus is the key ya mbaa 🙈
Hapus