Hai bestie, gimana ngeblog-nya, seru? Masih tetap jadi hobi atau sudah mencuan, nih. Seneng deh kalau hobi bisa sekaligus menjadi ladang buat ngumpulin pundi-pundi recehan.
Apalagi di era digital yang serba mudah seperti saat ini, work from anywhere tapi duit bisa mengalir terus. Dan, gak perlu ribet buat menyimpan uang hasil nge-job.
Yap, konkritnya dengan memiliki BRImo yaitu aplikasi finansial BRI yang menjadi andalan nasabah dalam mengakses layanan keuangan kapan dan dimana saja.
Dengan segala kemudahan yang ada, gak heran jika masyarakat memilih layanan digital sebagai solusi mempermudah segala aktivitas kesehariannya.
Gak hanya aku sebagai blogger, ya. Tapi, masyarakat di luar sana pun sama. Hhmm tapiii, dengan kemudahan yang ada bukan berarti lantas menjadi krisis peduli terhadap sesuatu ya, bestie.
Karena di era digital saat ini menjadi nasabah bijak adalah kebutuhan yang harus dibangun dalam diri. Untuk diterapkan dan ditularkan kepada orang-orang sekitar kita.
Maraknya soceng di lingkungan masyarakat
Padatnya kasus soceng di sekitar masyarakat sungguh meresahkan, lho. Mungkin sekarang kita mendengar atau melihat kasus ini di berita, tapi siapa yang bisa jamin jika kasus penipuan berkedok phising tidak terjadi pada kita atau orang-orang sekitar?
Pasti sedih banget, apalagi menyoal uang yang sensitif untuk banyak orang. Efek jeranya sama kok antara yang banyak duit atau pun enggak. Eittss, bentar deh. Bestie sudah tau kah kejahatan soceng, penipuan berkedok phising dan sejenisnya? Yuk, kenali dulu agar saling waspada.
Apa itu soceng?
Soceng (Social Engineering) dalam bahasa Indonesia adalah rekayasa sosial yang dilakukan dengan memanipulasi kondisi psikologis korban untuk mendapatkan data sensitif.
Data sensitif seperti KTP, PIN, username dan pasword email, kode OTP, MPIN, username dan pasword aplikasi, nama ibu kandung, nomor kartu ATM/debit/kredit, nomor CCV/CVC kartu debit/kredit dan data penting lainnya.
Data-data penting tersebut yang digunakan pelaku kejahatan untuk menguras isi tabungan korban hingga ludes. Dan, ada beberapa tawaran yang biasa dilakukan penipu untuk bisa mengelabuhi (phishing) calon korban seperti berikut:
- Tawaran menjadi nasabah prioritas
- Akun layanan konsumen palsu
- Info perubahan tarif transfer bank
- Tawaran jadi agen laku pandai
- Dihubungi petugas bank/instansi palsu
Berbagai modus dilakukan secara masif untuk mencapai target yaitu pembobolan uang nasabah. Hal ini sangat merugikan pihak nasabah, terlebih kasus soceng kian meningkat karena lengahnya para nasabah terhadap modus pelaku penipuan.
Meningkatnya kasus soceng di Indonesia
Dampak meningkatnya kasus soceng di Indonesia merugikan bagi pihak bank maupun nasabah. Kerugian tersebut mencapai pada angka milyaran rupiah.
Seperti dilasir sindonews.com, Deputi komisioner hubungan masyarakat dan logistik menyampaikan laporan strategi antifraud yang disampaikan oleh perbankan ke OJK.
" Sampai dengan semester 1/2021, kerugian riil yang dialami bank umum dilaporkan sebesar Rp. 246,5 M, sedangkan kerugian riil yang dialami nasabah bank dilaporkan sebebsar Rp. 11,8 M".
Dan, kerugian tidak langsung yang dirasakan dari pihak bank dan nasabah adalah adanya porsi waktu, tenaga dan pikiran yang harus tercurahkan pada kasus soceng tersebut.
Cara menjadi nasabah bijak di era digital
Belajar dari kasus soceng yang kian marak di tengah masyarakat, penting bagi kita sebagai nasabah membangun diri menjadi nasabah bijak di era digital.
Bagaimana pun rasa aman dapat terwujud dengan peran utamanya adalah dari nasabah itu sendiri. Dan, yang kedua adalah pentingnya edukasi dari pihak bank kepada para nasabahnya. Dua hal tersebut harus dapat berjalan seimbang.
Nah, cara agar menjadi nasabah bijak adalah sebagai berikut, bestie.
Yuk, semangat menjadi nasabah bijak
- Menjaga kerahasiaan data diri
- Aktifkan two factor authentication
- Tidak memposting data pribadi di media sosial
- Waspada terhadap penipu yang mengaku petugas bank/instansi yang menanyakan data pribadi
- Melakukan cek keaslian telepon, akun media sosial, email dan website bank
- Aktifkan notifikasi transaksi rekening dan cek historis rekening secara berkala
Apabila ada pelaku soceng mendekati, maka pertama yang dilakukan adalah jangan panik. Tenangkan diri dan tetap pada pikiran yang rasional. Tidak terlalu responsif dan ekspresif.
Selain itu, segera lakukan pengecekan pada akun aplikasi bank, notifikasi transaksi rekening dan riwayat rekening. Jika perlu untuk validasi ganda, segera hubungi akun/nomor resmi layanan konsumen bank.
Ohya, jika sudah menjadi nasabah bijak, jangan lupa tularkan cara menjadi nasabah bijak kepada orang-orang sekitar ya, bestie. Kamu bisa memulainya dari
keluarga, sahabat, rekan kerja dan teman-teman yang sering ditemui.
Peran BRI sebagai penyuluh digital
Menjawab maraknya kasus soceng di era digital,
Bank BRI gerak cepat memberikan solusi dengan menyediakan layanan penyuluhan digital.
Dengan adanya penyuluhan digital, BRI telah memberikan peran positif untuk pendampingan nasabah mengakses layanan digital. Sehingga nasabah bijak dalam menggunakan jasa layanan keuangan digital.
Waah, keren juga nih BRI. Nah, siapa nih yang belum jadi nasabah BRI? Yuk, membuka rekening tabungan di BRI aja. Karena selain bisa nabung dengan aman dan mudah, perannya yang aktif dalam penyuluhan digital membuat nasabah semakin terarahkan dan bijak.
Terbukti dengan adanya layanan digital yang telah disiapkan oleh BRI seperti digital banking BRImo, agen laku pandai BRILink dan masih banyak lagi.
Sekarang sudah tahu kan sikap lindungi diri yang harus dilakukan agar menjadi nasabah bijak yang aman dari kejahatan siber seperti rekayasa sosial terhadap nasabah bank. Nah, yuk tetap semangat menjadi nasabah bijak.
Sumber:
https://ekbis.sindonews.com/read/805995/178/kejahatan-soceng-marak-segini-kerugian-bank-dan-nasabah-1655906792?showpage=all
https://youtu.be/OxLz0noVLaA
https://twitter.com/ojkindonesia/status/1544143854919569409?t=ZJiJR9xWAVTQpvMRtaqaWw&s=19
https://twitter.com/ojkindonesia/status/1539864087516946432?t=AjwwKPYbJikbUfQfL8w0Rg&s=19
Tulisanya kakak selalu edukatif jadi suka bacanya.
BalasHapusThank you, kak 😀
HapusBaca artikel ini jadi pengingat buat diri sendiri, ternyata makin canggih era digital saat ini, kita juga dituntut harus makin bijak menggunakannya.. Kadang cuma ikutan trend, data diri jadi tersebar, yg ujung ujungnya membahayakan pribadi kita sendiri, terutama pada kasus-kasus penipuan yg makin marak. Thankyou kak sudah menulis artikel yang mudah dicerna dan dipahami, sukses selalu! :)
BalasHapusWah, thank you, kak 😀
HapusBenar kak, canggihnya era digital juga harus diimbangi dengan sikap bijak, salah satunya menjadi nasabah bijak 🤩
Sangat informatif sekali kak, makasih informasinya
BalasHapusSama-sama, kak 😀
HapusArtikel yang menarik dan bermanfaat sekali ya. Di era serba digital seperti ini kita memang butuh bgt nih literasi semacam ini. Tips2 yang diberikan juga sangat membantu sekali untuk mewaspadai adanya modus soceng. Thank you kak buat artikel-nya yg woww ini, tinggal kita aja nih sebagai para pembaca harus pandai2 menggunkan handphone canggih kita untuk mengakses info2 semacam ini. Smart phone, smart people juga ya guyss😂
BalasHapusWah thank you, kak 😍 semoga tulisan ini banyak memberi manfaat edukasi
HapusYap, bentul banget, nasabah bijak itu smart phone smart people 😁